Kamis, 22 Desember 2011

REFLEKSI DIRI FOR KELOMPOK 7 DAN 8, KOMUNITAS (VEGETASI) DAN METODE ANALISIS VEGETASI


Kelompok 7 menjelaskan tentang Komunitas (Vegetasi), refleksi saya adalah sebagai berikut :
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967). Ilmu vegetasi sudah dimulai hampir tiga abad yang lalu. Mula-mula kegiatan utama yang dilakukan lebih diarahkan pada diskripsi dari tentang alam dan vegetasinya.

Konsep dasar Komunitas
a.      Formasi
Formasi tumbuhan merupakan            unit vegetasi yang besar di suatu        wilayah yang ditunjukkan oleh                  beberapa bentuk pertumbuhan       yang dominan
b.      Assosiasi
Assosiasi adalah vegetasi regional, dalam formasi ini merupakan klimaks sub iklim dalam formasi umum.
c.       Ekotone
Suatu ekoton adalah suatu zona (daerah) peralihan (transisi) atau pertemuan  antara dua komunitas yang berbeda dan menunjukkan sifat yang khas. Daerah transisi antara komunitas rumput dan hutan atau daerah peralihan antara dua komunitas besar seperti komunitas akuatik dan komunitas terestrial merupakan contoh ekoton.
Jadi ekoton merupakan pagar komunitas (batas komunitas). Seperti diketahui biasanya berubah secara perlahan-lahan atau secara gradient.
Zone Arid Kering dan Padang Pasir
Vegetasi padang pasir terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° lintang utara dan lintang selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput, curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun, kelembaban udara sangat rendah, kecepatan penguapan air lebih cepat. Gurun (Padang pasir) merupakan daerah yang tidak mudah bagi tanaman untuk dapat tumbuh. karena sangat panas pada siang hari,. Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari dapat mencapai 45°C pada musim panas, membeku pada malam hari dan kekurangan air. Hujan sekitar setahun sekali sehingga jenis tanaman yang hidup disana adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kekeringan seperti pohon kaktus dan beberapa jenis rumput berduri.
Sedangkan menurut Ossting (1982), klasifikasi vegetasi terdiri dari 7 macam:
a.      Vegetasi Pantai
Vegetasi yang terletak di tepi pantai dan tidak terpengaruh oleh iklim serta berada diatas garis pasang tertinggi (Departemen Kehutanan). Salah tanaman yang terdapat di daerah pantai adalah kelapa, merupakan satu jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae.
b.      Vegetasi Mangrove/Rawa
Definisi kelompok: karakterisitik dari tanaman pantai,muara sungai atau delta yang berada di tempat yang terlindung di daerah pesisir pantai yang membentuk suatu ekosistem.
Definisi menurut FAO (1982): adalah jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh pada daerah pasang surut.
Definisi menurut Macnae (1968): mangrove adalah suatu individu pohon sedangkan mangal adalah komunitas dari beberapa jenis tumbuhan.
c.       Dataran Rendah
Vegetasi yang tumbuh dibawah ketinggian 700 m di atas permukaan laut (Departemen Kehutanan). Vegetasi yang terdapat banyak dijumpai pada ketinggian hampir 0 meter dpl. Daerah ini banyak terdapat tanah aluvial.
d.      Vegetasi Dataran Tinggi
Vegetasi yang tumbuh di ketinggian antara 700 - 1500 m diatas permukaan laut (Badan Pertanahan Nasional).
e.       Vegetasi Pegunungan
Vegetasi yang tumbuh diketinggian antara 1500-2500 m di atas permukaan laut (Departemen Kehutanan). Terdapat di bukit-bukit yang lebih rendah atau di lereng gunung.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Vegetasi Hutan Antara Lain
  1. Iklim
Iklim dengan unsur-unsurnya, seperti suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, angin dan curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi persebaran tumbuhan (flora) di permukaan bumi.
  1. Keadaan Tanah
Perbedaan jenis tanah, seperti pasir, alluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang dikandung dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh.
  1. Tinggi Rendah Permukaan Bumi
Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti pegunungan dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan (flora) hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak di pengaruhi oleh ketinggian tempat.
Makhluk Hidup ( Biotik )
Makhluk hidup seperti manusia dan hewan memiliki pengaruh yang cukup besar dan persebaran tumbuhan ( flora ). Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor biotik terutama manusia.
Dominansi
Disini komunitas tumbuhan yang besar dibagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dengan dasar komposisi dan dominasi spesies. Klasifikasi seperti ini memerlukan pengetahuan isi spesies dalam komunitas itu frekuensinya, dominasinya dan lamanya spesies itu berada (fideling/kesetiaan).

Berdasarkan pemahaman saya setelah dilaksanakannya presentasi oleh Kelompok 8 telah saya dapatkan sebagai berikut.
Pengertian Metode Analisis Vegetasi
Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967).
Macam-Macam Metode Analisi Vegetasi
Ada beberapa metode analisis vegetasi yaitu metode destruktif, metode nondestruktif, metode floristik, dan metode nonfloristik.

            A. Metode Destrutif
Metode ini sangat penting didalam menganalisis suatu materi atau bahan. Metode ini bertujuan untuk merubah sampel menjadi bahan yang dapat dikukur.
            B. Metode Nondestruktif
Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu berdasarkan penelaahan organisme hidup atau tumbuhan tidak didasarkan pada taksonominya, sehingga dikenal dengan pendekatan non floristika.
            C. Metode Floristic
Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari berbagai bentuk vegetasi. Dalam pelaksaannya sangat ditunjang dengan variable-variabel yang diperlukan untuk menggambarkan baik struktur maupun komposisi vegetasi, diantaranya adalah:
  1. Kerapatan, untuk menggambarkan jumlah individu dari populasi sejenis
  2. Kerimbunan, variable yang menggambarkan luas penutupan suatu populasi di suatu kawasan, dan bias juga menggambarkan luas daerah yang dikuasai oleh populasi tertentu atau dominasinya.
  3. Frekuensi, variable yang menggambarkan penyebaran dari populasi disuatu kawasan.

            D. Metode Nonfloristik
Untuk memahami metode non floristika ini sebaiknya kita kaji dasar-dasar pemikiran dari beberapa pakar tadi. Pada prinsipnya mereka berusaha mengungkapkan vegetasi berdasarkan bentuk hidupnya, jadi pembagian dunia tumbuhan secara taksonomi sama sekali di abaikan, mereka membuat klasifikasi tersendiri dengan dasar-dasar tertentu.

Teknik Pencuplikan
           
A.    Kuadrat
Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan Braun Blanquet (1964). Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990). Jika disusun dalam bentuk rumus maka akan diperoleh:
Kerapatan jenis (K)                 =          ∑ individu
Luas petak contoh
K Reletif (KR)                        =          K suatu jenis x 100 %
K total seluruh jenis
Frekuensi (F)                           =          ∑ sub petak di temukan suatu spesies
∑ sub petak contoh
Dominasi (D)                          =          Luas bidang dasar suatu spesies
Luas Petak contoh
D Reletif (DR)                        =          D suatu jenis x 100%
D totol seluruh jenis
Nilai Penting                           =          Kr + Dr + Fr

B.     Garis
Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50m – 100m. Sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m .
Pada metode garis ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi.
C.    Titik
Sedangkan metode titik merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan menggunakan cuplikan berupa titik. Cara melakukan analisis vegetasi dengan teknik titik, berikut panduan singkat prosedur pelaksanaannya!
1.      Membuat 10 titik yang masing-masing titik berjarak 10 cm pada seutas tali raffia.
2.      Menancapkan kawat atau lidi pada setiap titik dan menebar tali raffia tersebut secara acak atau sistematis.
3.      Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi pada setiap tumbuhan yang mengenai setiap kawat atau lidi tersebut.
4.      Melakukan 10 kali pengamatan, sehingga akan diperoleh 10 seri titik.
5.      Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap tumbuhan.
6.      Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis tumbuhan.
7.      Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan ketentuan bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada tempat teratas.
8.      Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis/spesies yang memiliki nilai penting terbesar
D.    Kuarter
Titik-titik yang dibuat dan disebar secara acak atau sistematik merupakan pusat-pusat dari suatu daerah pengamatan, yang secara abstrak dibagi dalam empat sektor pengamatan (metode ini bisa juga disebut metode empat penjuru) sesuai dengan mata angin. Tumbuhan yang dianalisis (dicuplik datanya) disetiap sektor daerah pengamatan adalah hanya satu pohon yang paling dekat dengan pusat pengamatan tadi (titik pusat). Data yang dikumpulkan adalah jarak pohon ke titik pusat, diameter pohon.

Jarak pohon rata-rata (d)=          jumlah semua jarak yang terukur
4 x jumlah titik pusat (n)
Kerapatan relatif            =          jumlah individu sejenis x 100%
4 x n
Dominasi relatif             =          jumlah luas basal individu sejenis x 100%
jumlah total luas basal terukur
Frekuensi relative           =          jumlah titik pusat yang mengandung suatu tumbuhan x 100%
jumlah titik pusat dari seluruh jenis tumbuhan
Luas rata-rata penguasaan area oleh suatu pohon = d2
Jumlah individu pohon untuk luas tertentu     (L) = L / d2
Luas dari total                                                        = luas basal rata-rata x kerapatan
Nilai penting                                                          = Kr + Dr + Fr

E.     Teknik Ordinasi
Pola komunitas dianalisis dengan metode ordinasi yang menurut Mueller-Dombois dan E1lenberg (1974) pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan random, sistematik atau secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu.
Mengenal Macam-Macam Peta Vegetasi
Dalam mempelajari suatu komunitas tumbuhan sering diperlukan suatu gambaran mengenai penyebaran dari suatu vegetasi jenis tertentu di suatu daerah. Untuk tujuan ini perlu pengetahuan tentang pemetaan vegetasi, berikut ini beberapa metode pemetaan vegetasi secara sederhana.
Yang Pertama Yaitu Pemetaan Komunitas Tumbuhan Dari Satu Titik Konstan.
Pada metode ini kita harus menentukan suatu titik atau tempat yang berkedudukan sedemikian rupa sehingga area vegetasi dapat terlihat. Titik ini dipakai sebagai titik konstan dari mana arah dan jarak titik-titik lainnya akan ditentukan. Kemudian menentukan titik-titik pada batas luar vegetasi dengan kedudukan sedemikian rupa sehingga memberikan gambaran dari bentuk dan penyebaran vegetasi. Selanjutnya menentukan kedudukan titik-titik ini terhadap titik yang konstan tadi dengan kompas dan mengukur jarak dari titik-titik pada vegetasi ke titik konstan.
Yang Kedua Pemetaan Daerah Dengan Mencari Jarak Dan Sudut
Pada metode ini kita harus menyusun titik-titik pada daerah yang hendak dibuat petanya. Susunan titik-titik ini memberikan gambaran bentuk dari daerah tersebut. Kemudian menghitung jarak antara satu titik terhadap titik lainnya yang berdekatan, selanjutnya menentukan pula dengan kompas kedudukan antar titik – titik yang berdekatan tadi. Melakukan pekerjaan ini secara berurutan dari satu titik ke titik yang lain sehingga kembali ke titik asal dimana pekerjaan dimulai



Membuat kurva luas minimum
Untuk memahami luas,metode manapun yang di pakai untuk menggambarkan suatu vegetasi yang penting adalah harus di sesuaikan dengan tujuan luas atau sempitnya suatu area yang diamati (Anwar,1995).
Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat didapat terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi mempunyai 3 kemungkinan yaitu:
1)      Penyebaran acak
2)      Penyebaran secara merata
3)      Penyebaran secara kelompok

Untuk mengetahui apakah penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau kelompok maka penentuan letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan yaitu:
a)      Penyebaran percontohan secara acak
b)      Penyebaran percontohan secara sistematik
c)      Penyebaran secara semi acak dan semi sistematik ( Rahadjanto, 2001).
Penentuan Luas Minimum
1)      Menyiapkan 4 pasak dan tali rafia. Mengikat tali rafia pada tiap pasak sehingga membentuk bujur sangkar dengan ukuran (5x5)m2. Mencatat semua jenis tumbuhan yang berada dalam kuadrat tersebut.
2)      Memperluas kuadrat yang telah dibuat 2x semula menjadi (5x10)m2. Mencatat kembali penambahan jenis tumbuhan ukuran yang telah diperluas lagi.
3)      Melakukan penambahan luas dengan cara yang sama yaitu menjadi (10x10)m2, (20x20) m2 dan seterusnya sampai tidak ada penambahan jenis tumbuhan baru.

Membuat grafik luas minimum.
1.      Menyebarkan lagi 3 kuadrat berikutnya dengan ukuran tetap masing-masing 1x1m, dengan mencatat kembali jumlah jenis tumbuhannya.
2.      Melakukan hal yang sama berkali-kali sampai 5 kali pengamatan masing-masing membuat 3 kuadrat.
3.      Menyusun seri kuasrat tadi berdasarkan jumlah dari jumlah sedikit kejumlah yang banyak tanpa memperhatikan mana yang lebih dahulu diambil.

Menghitung kerapatan, frekuensi, penutupan (coverage), dormansi, dan indeks penting
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA).
Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan :
1)      luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur.
2)      jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur.
Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya terdiri dari :
1)      Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai.
2)      Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
3)      Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
4)      Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.
5)      Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.
6)      Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
7)      Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.

Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :
a)      Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari 1.5 m.
b)      Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm.
c)      Tiang (Poles) : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm.
Indeks Nilai Penting (INP)
Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas.
Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis adalah parameter yang sangat berguna untuk membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari pengaruh gangguan biotik, untuk mengetahui tingkatan suksesi atau kestabilan suatu komunitas. Keanekaragaman jenis ditentukan dengan menggunakan rumus Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener :
dimana :          H’        = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
ni         = Jumlah individu jenis ke-n
N         = Total jumlah individu

a.       Indeks Kekayaan Jenis dari Margallef (R1)

b.      Indeks Kemerataan Jenis

c.       Koefisien Kesamaan Komunitas
Untuk mengetahui kesamaan relatif dari komposisi jenis dan struktur antara dua tegakan yang dibandingkan
f.  Indeks Dominasi
Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui pemusatan dan penyebaran jenis-jenis dominan. Untuk menentukan nilai indeks dominasi digunakan rumus Simpson (1949) 
Diatas tersebut merupan pemahaman saya yang telah saya dapatkan di kelompok 7 dan 8. ^__^